Kehidupan muslim begitu menyenangkan, semua sudah diatur berdasarkan syariat sehingga membentuk hidup harmonis bagi seluruh alam. Sebagaimana diaturnya kehidupan manusia dan binatang-binatang. Dalam Islam dianjurkan seorang muslim menjadi penyayang binatang.
Bahkan tidak tanggung-tanggung, ada ancaman neraka bagi mereka yang suka menyiksa binatang. Sebaliknya ada surga bagi mereka yang mencintai binatang. Tidakkah Anda ingat, kisah seorang pelacur yang memberi minum seekor anjing dan masuk neraka. Begitu juga tentang kisah seorang wanita yang masuk neraka gara-gara seekor kucing?
Dalam Alquran juga telah menyebutkan banyak binatang-binatang yang sangat istimewa. Inilah 10 binatang menakjubkan dalam Alquran yang tidak Anda ketahui:
1. Lalat
Keberadaan lalat dalam Alquran ternyata juga disebutkan. Binatang kecil yang kebanyakan orang geram jika ada di rumah ini ternyata ada dalam surat Al Hajj:
“Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tidaklah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu.” [QS. Al-Hajj: 73]
Tahukah Anda dimana letak keistimewaan seekor lalat?
Dalam satu detik, lalat terbang mengepakkan sayapnya sebanyak 500 kali. Tubuh lalat terbentuk sangat istimewa yang sangat prima. Sehingga lalat tidak pernah terkilir saat terbang ataupun patah sayap. Jika dibandingkan, mesin jet pesawat perputaran dalam satu menit sebanyak 3.300 rpm, itu artinya hanya 55 kali saja setiap detik. Pada lalat, ia mampu mengepakkan sayapnya ratusan kali.
Kemampuan bermanuver dari lalat juga handal, bahkan pesawat jet pun tak bisa mengalahkannya. Serangga ini bisa terbang dan melaju kemana saja tanpa terpengaruh kecepatan angin. Lalat bisa saja mengubah arah ke segala penjuru tanpa mengurangi kecepatan terbangnya.
2. Kuda
Binatang menakjubkan selanjutnya yang disebutkan dalam Alquran adalah kuda. Allah bahkan menjadikan salah satu nama surat dalam Alquran dengan nama Al ‘Adiyaat (kuda perang). Binatang ini merupakan binatang tunggangan saat perang karena gesit dan lincah.
Menurut beberapa penelitian bahwa bentuk tubuh kuda sangat proporsional sehingga nyaman ditunggangi. Bahkan dapat memberi efek baik bagi kesehatan penunggangnya. Oleh sebab itu kuda menjadi salah satu hewan perang yang menjadi pilihan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan memerintahkan para orang tua untuk mengajari anak-anak mereka berkuda dalam hadits shahih.
“Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah.” [HR. Bukhari dan Muslim]
3. Unta
Tidak diragukan lagi, unta memiliki banyak keistimewaan yang menakjubkan. Hewan satu ini disebut kendaraan padang pasir karena merupakan seekor binatang yang sangat kuat ketika berada di padang pasir. Cuaca ekstrim dengan panas luar biasa tak membuat unta punah, meskipun binatang lain tak bisa bertahan hidup.
Dalam Alquran, unta disebutkan pada surat Al Ghasiyah: 18
“Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan”
Kelopak mata unta transparan, meskipun menutup mata unta tetap bisa mengamati keadaan sekitar. Hitungnya terdapat penutup khusus agar debu tidak mengganggu pernafasan. Bulu dan kulitnya yang tebal berfungsi menghindari teriknya matahari dan dainginnya malam.
Persediaan lemak di punuknya mencapai 40 kg dan unta sanggup meminum sebanyak sepertiga tubuhnya. Dalam suhu 50°C, unta bisa bertahan selama 8 hari tanpa minum. Masya Allah, menakjubkan.
4. Laba-laba
Jika Anda membaca terjemah Alquran hingga habis, maka akan ditemukan satu nama surat dengan arti laba-laba, yaitu surat Al ‘Ankabut. Allah mengumpamakan laba-laba sebagai orang-orang yang meminta pertolongan kepada selain Allah.
Laba-laba termasuk salah satu binatang yang Allah muliakan karena menolong Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari kejaran para musuh. Saat dalam pengejaran tentara musuh, Rasulullah bersembunyi di dalam sebuah gua lalu laba-laba membuat sarang di pintu masuk gua tersebut. Sehingga musuh kembali, mengira tidak ada orang di dalam gua sebab sarang laba-laba di pintu gua tidak rusak.
Fakta yang lebih mengejutkan bahwa ternyata benang sutera laba-laba lima kali lebih kiat daripada benang dari serat baja. Sebagaimana diungkap oleh para ilmuan dari Amerika Serikat. Tidak hanya itu, benang tersebut juga lebih ringan daripada kapas sehingga hanya butuh 320 gram benang laba-laba untuk mengitari bumi. Atau jika dibentangkan panjangnya mencapai 40.000 km.
5. Rayap
Rayap salah satu binatang menakjubkan lain yang terdapat dalam Alquran. Tepatnya dalam surat An Naml yang mengkisahkan wafatnya Nabi Sulaiman ‘alaihissalam. Saat itu Allah mentakdirkan beliau wafat dengan keadaan bersandar pada tongkat kayunya.
Tidak ada yang mengira bahwa Nabi Sulaiman telah wafat, termasuk para jin yang bekerja pada nabi Sulaiman. Setelah beberapa waktu, tubuh nabi Sulaiman ‘alaihissalam tiba-tiba terjatuh. Dan pada saat itulah baru diketahui jika beliau wafat. Terjatuhnya Nabi Sulaiman sebab tongkat kayu yang digunakan untuk bersandar dimakan rayap, lapuk. Rayap termasuk binatang istimewa sehingga keberadaannya memakan tongkat kayu nabi Sulaiman tidak diketahui oleh para jin. Baru diketahui mereka setelah tongkat lapuk.
Rayap memiliki rahang yang kuat untuk mencerna kayu dalam perut mereka. Berdasarkan penelitian, serat kayu mengandung selulosa yang merupakan sumber energi paling utama bagi rayap. Begitu juga dengan olahan kayu seperti kertas. Sehingga tak jarang buku-buku maupun lemari kita dimakan rayap.
Anda tentu akan lebih takjub bahwa rayap tak hanya menggerogoti kayu, melainkan juga bisa menembus tembok dan plastik untuk menuju sasarannya. Dan semua itu dilakukan oleh rayap pekerja dengan matanya yang buta. Subhanallah.
6. Burung Hud Hud
Burung yang tidak semasyhur elang ini ternyata merupakan binatang menakjubkan yang tertulis dalam Alquran. Burung hud hud juga terdapat pada surat An Naml. Burung hud hud merupakan salah satu jenis burung pelatuk yang berukuran lebih besar.
Burung yang memiliki jambul khas seperti kipas di kepala itu terdapat dalam kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Saba. Keistimewaan dari burung ini adalah daya ingat jelajahnya yang top. Ia sanggup mengangkasa bermil-mil jauhnya tanpa turun. Seolah burung ini memiliki sistem navigasi seperti GPS yang handal.
Terbukti dalam kisahnya, burung ini berhasil mengantarkan sebuah surat dari Nabi Sulaiman untuk Ratu Saba. Padahal lokasi sang ratu baru pertama dikenal dan burung tersebut mampu kembali dengan selamat kepada Nabi Sulaiman.
7. Lebah
Tak perlu diragukan lagi bahwa serangga satu ini memang menakjubkan. Lebah penghasil madu diperumpamakan seperti seorang muslim shalih yang hanya mengambil kebaikan dan menghasilkan kebaikan pula. Allah menciptakan serangga ini begitu istimewa sehingga diabadikan namanya untuk sebuah surat,
An Nahl menceritakan bahwa Allah memerintahkan kepada lebah untuk membangun sarang di perbukitan, pohon-pohon dan bangunan buatan manusia. Lebah termasuk binatang yang taat kepada Allah. Anda akan takjub ketika mengetahui fakta yang ada pada lebah ini.
Pertama, sarang lebah termasuk bentuk paling sempurna, bentuknya segi enam paling simetris dan paling kokoh. Semua itu dibangun tanpa menggunakan alat ukur, sebab Allah yang berkuasa. Tidak hanya itu, lebah madu akan melindungi sarangnya untuk mempertahankan diri.
Saat seekor tawon datang, maka ratusan lebahakan mengepungnya dan mereka menggetarkan tubuh. Suhu sekitar akan meningkat mencapai 48°C hingga akhirnya musuh akan terpanggang mati seperti dalam oven. Sementara lebah lainnya berada di mulut sarang.
8. Semut
Selain lebah, serangga istimewa yang menjadi nama sebuah surat adalah semut. Semut dikisahkan pada Nabi Sulaiman ‘alaihissalam. Ketika itu pasukan nabi Sulaiman melewati sebuah lembah, di lembah tersebut ada sekelompok semut yang takut terinjak oleh pasukan nabi Sulaiman. Saat para semut memberikan komando agar menyelamatkan diri, nabi Sulaiman tersenyum mendengar percakapan mereka.
Bagaikan sebuah kerajaan, dalam satu koloni semut terdapat beberapa kelompok, ratu, prajurit dan pekerja. Semua semut bertindak sesuai tugasnya masing-masing, tidak akan saling bertengkar dan menyalahi tugasnya. Kehidupan bersama semut tersebut akan berlangsung hingga akhir zaman.
Bangunan yang digunakan sebagai markas semut sekilas hanya terlihat gundukan tanah biasa. Namun, jika diteliti Anda akan takjub melihatnya. Di dalam bangunan tersebut terbentuk atas susunan yang rumit dengan ruangan-ruangan berbeda fungsi.
Semut membangun ruangan rumahnya sebagai penyimpanan makanan, menyimpan larva semut, tempat bertelur ratu semut dan beberapa ruangan dengan fungsi lainnya. Rancangan bangunan semut sungguh luar biasa, mereka membuat ventilasi sehingga udara bisa masuk ke dalam rumah semut, masya Allah.
9. Anjing
Jangan salah, meskipun hewan ini najis air liurnya anjing menjadi salah satu binatang menakjubkan yang tercantum dalam Alquran. Allah perumakan orang-orang yang mendustakan aat-ayat Allah seperti anjing yang menjulurkan lidahnya. Keadaan mereka sama saja baik dinasihati maupun tidak, sama-sama tetap durhaka kepada Allah.
Keberadaan anjing dalam Alquran sebagai perumpamaan untuk orang-orang kafir terhadap tanda kebesaran Allah ada pada surat Al A’raf ayat 176. Meskipun air liurnya najis, hewan satu ini bisa dipelihara untuk membantu berburu atau menjaga ternak. Anjing merupakan hewan cerdas dengan penciumannya yang mumpuni.
Mengenai syariat Islam mengajarkan bahwa air liur anjing itu najis sehingga jika terkena air liur anjing maka wajib mencucinya sebanyak 7 kali dan salah satunya dengan tanah. Ilmu modern mengungkapkan fakta bahwa air liur anjing memang harus dibersihkan dengan sebersih-bersihnya sebab merupakan tempat berkumpulnya bakteri patogen yang merupakan biang penyakit.
Mencucinya dengan tanah membuat bakteri yang mengenai tubuh seseorang akan hilang. Sebab menurut para ilmuan, tanah mengandung zat disinfektan yang bisa membunuh bakteri yaitu tetracycline dan tetarolite. Dua unsur tersebut biasa digunakan untuk proses sterilisasi beberapa kuman. Dua materi yang terdapat dalam unsur tanah tersebut hingga saat ini belum tergantikan fungsinya oleh sabun modern. Masya Allah.
10. Burung Gagak
Burung gagak identik dengan binatang yang menimbulkan mistis. Pada masa jahiliyah, orang-orang mengira akan datang musibah jika mendengar burung gagak. Itulah yang dinamakan tathoyyur, dilarang dalam Islam karena termasuk perbuatan syirik.
Namun, ternyata burung gagak dikisahkan dalam Alquran. Pada surat Al Maidah ayat 31 dalam kisah Putera Nabi Adam, Qabil dan Habil. Dari burung gagak itulah cara untuk menguburkan seseorang yang telah meninggal bermula. Saat Qabil sedang bingung hendak diperlakukan seperti apa mayat saudaranya Habil yang telah dibunuh, ia melihat seekor burung gagak menggali tanah seakan-akan menunjukkan cara mengubur mayat.
Tidak hanya itu, fakta burung gagak ini akan membuat Anda takjub dengan ciptaan Allah satu ini. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa burung gagak ternyata memiliki kecerdasan di atas rata-rata kecerdasan binatang. Gagak lebih cerdas dibandingkan dengan anjing, lumba-lumba, gajah ataupun orangutan.
Dalam penelitian tersebut dilakukan percobaan yang menghasilkan burung gagak lebih kreatif menggunakan cara berpikirnya atau logika untuk memecahkan masalah. Burung hitam ini termasuk hewan yang mudah beradaptasi pada lingkungan baru. Ia bisa menemukan makanan di tempat yang baru sekalipun.
Tak jarang, burung gagak menggunakan benda-benda sekitar untuk memperoleh makanan. Atau burung itu bekerjasama dengan binatang lain untuk membunuh mangsanya. Sementara, kecerdasan gagak sudah tertulis dalam Alquran ribuan tahun yang lalu. Subhanallah.
Demikian 10 binatang menakjubkan yang terdapat dalam Alquran. Maha benar Allah dengan segala firman-Nya. Sungguh Allah menciptakan sesuatu tiada yang sia-sia. Ciptaan Allah tersebut menunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah yang tiada tandingannya.
Copied By : This Link
Tuesday, October 25, 2016
Wednesday, October 19, 2016
Folder Keren pake icon kreatif ala YUDA
![]() |
Folder yang ada di PC atau Laptop |
Mengenal definisi atau pengertian folder – :) :) :)
Pengertian folder adalah suatu tempat untuk menyimpan ataupun menampung file-file, baik itu file sistem maupun file data atau dokumen. Icon folder sendiri di komputer umumnya berbentuk kecil seperti amplop berwarna kuning atau coklat.
Folder dapat kita buat pada desktop komputer maupun pada drive-drive dalam komputer sesuai dengan kebutuhan. File yaitu kumpulan data-data baik berupa angka, teks, gambar, video, slide, program dan sebagainya yang diberi nama tertentu secara digital, itulah pengertian file. Sedangkan folder atau directory yaitu tempat untuk menyimpan file tersebut.
Bisa di analogikan misalnya surat keluar sudah di kemas rapi didalam satu amplop atau map yang dimana pada labelnya bertuliskan “Data masukan”. Lalu yang disebut dengan file yaitu amplop atau map dan isi dari map itu sendiri. Sedangkan yang disebut dengan folder yaitu laci atau tempat penyimpanan dari sebuah meja kerja atau bisa juga sebuah tempat penyimpanan dari lemari berkas. Sedangkan meja atau lemari tersebut bisa di umpamakan juga dengan hard disk.
Jadi dari pernyataan di atas dapat disimpulkan :
- Meja atau lemari di umpamakan Hard Disk.
- Laci atau media penyimpanan pada meja atau lemari di umpamakan Folder.
- Map di umpamakan File.
Di zaman modern ini tampilan folder seperti gambar diatas sudah tidak menarik lagi. banyak orang yang terkadang jenuh melihat tampilan folder yang seperti itu-itu saja.
Coba perhatikan :
andai saja PC atau Laptop kalian folder-foldernya diganti seperti punya mimin, pasti bisa membunuh kejenuhan, betul betul???
pengen kayak gambar diatas buat tampilan folder kamu, gampang banget tinggal kunjungi : My Club
semua info ada disana, bisa pesen juga sesuai keinginan kalian, sekreativ mungkin. gak akan nyesel apalagi kalo sampe ada temen kalian yang lihat PC atau laptop kalian foldernya keren-keren, mereka pasti ngiri gangs...
#semoga_bermanfaat :) :) :)
Belajar Bahasa Korea Untuk Pemula Pengenalan Hangeul ala YUDA
My Logo :
Belajar Bahasa Korea Untuk Pemula Pengenalan Hangeul – Huruf Korea disebut Hangeul 한글. Bagi yang berminat belajar Bahasa Korea, disini saya akan coba memperkenalkan huruf Hangeul. Tentunya ini adalah pembelajaran yang sangat mendasar. Sebelum bisa membaca dan menulis huruf Korea, kita meski tahu hurufnya dulu. Disarankan bagi yang ingin belajar Bahasa Korea untuk pemula agar mempelajari sampai benar-benar paham cara penulisan dan membaca huruf Hangeul. Agar kedepannya dapat memahami seluruh kalimat tulisan Korea.
![]() |
Member Boyband Korea (Seventeen) sedang mengajar Bahasa Korea untuk Pemula |
Huruf Korea atau Hangeul menurut sejarah diciptakan oleh Raja Sejong. Walaupun mempunyai kemiripan dengan huruf Kanji (China), tapi sebetulnya tidak sama. Huruf Korea lebih mudah dipelajari daripada huruf China (Kanji). Dan saya yakin untuk menguasai semua huruf Korea, paling lama dua minggu sudah bisa menguasai. Semua huruf Korea terdiri dari 24 huruf. Terdiri dari 10 huruf vokal dasar dan 14 huruf konsonan dasar. Yang selanjutnya dari vokal dasar dan konsonan dasar lebih dikembangkan lagi menjadi vokal rangkap dan konsonan rangkap.
Khusus bagi peminat untuk bekerja di Korea Selatan, penguasaan cara menulis dan membaca huruf Korea sangat dianjurkan. Karena proses untuk bisa bekerja di Korea, syarat utamanya adalah lulus test EPS-Topik. Tentunya selain bisa baca dan tulis huruf Korea, penguasaan kosakata Korea juga adalah sebuah keharusan. Semakin banyak kosakata yang dikuasai, maka semakin besar juga peluang lulus test EPS-Topik.
Belajar Bahasa Korea Untuk Pemula Pengenalan Vokal Dasar
Kita mulai saja belajar Bahasa Korea pengenalan huruf Hangeulnya. Yang akan saya perkenalkan lebih awal adalah huruf Korea Vokal Dasar. Seperti yang sudah saya terangkan diatas, bahwa huruf Korea vokal Dasar terdiri dari 10 huruf. Berikut huruf-huruf Korea vokal dasar beserta cara membacanya :
Belajar Bahasa Korea Untuk Pemula Pengenalan Konsonan Dasar
Setelah Anda mengenal huruf Korea vokal dasar, selanjutnya mari kita lihat huruf Korea konsonan dasar. Huruf Korea konsonan dasar ini terdiri dari 14 huruf. Berikut adalah huruf Korea konsonan dasar beserta cara membacanya :
Belajar Bahasa Korea Untuk Pemula Pengenalan Vokal Rangkap
Selanjutnya dari vokal dasar dan konsonan dasar tersebut kemudian dikembangkan lagi menjadi vokal rangkap dan konsonan rangkap. Jika Anda sudah menguasai huruf korea vokal dasar dan konsonan dasar diatas, maka saya rasa sudah cukup. Sehingga ketika mempelajari huruf Korea vokal dan konsonan rangkap tidak sulit lagi. Karena huruf Korea vokal dan konsonan rangkap hanya perkembangan dari vokal dan konsonan dasar.
Berikut huruf Korea vokal rangkap yang terdiri dari 11 huruf gabungan dari vokal dasar :
Belajar Bahasa Korea Untuk Pemula Pengenalan Konsonan Rangkap
Begitu juga dengan huruf Korea konsonan rangkap, seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa huruf rangkap hanya terdiri dari perkembangan huruf dasar. Maka huruf Korea konsonan rangkappun perkembangan dari huruf Korea konsonan dasar.
Berikut adalah huruf Korea konsonan rangkap yang terdiri dari 5 huruf :
Cara Penulisan Hangeul dan Cara Membacanya
Nah sekarang Anda sudah mengenal semua huruf Korea yang terdiri dari Vokal & Konsonan Dasar serta Vokal & Konsonan Rangkap. Sekarang mari kita bahas cara penulisan dan cara membacanya. Dengan kata lain kita akan coba praktekkan huruf Korea tersebut kedalam rangkaian kata. Yang selanjutnya dari rangkaian kata tersebut bisa menjadi satu buah kalimat.
Adapun cara penulisan huruf Korea adalah persuku kata. Dengan demikian kosakata bahasa Korea merupakan terdiri dari suku kata atau bahkan terdiri dari gabungan beberapa suku kata. Selanjutnya dari suku kata bisa kita potong menjadi suku kata Konsonan dan Vokal (KV) atau Konsonan, Vokal, Konsonan (KVK).
Jika penerapan huruf Korea vokal yang berdiri sendiri penulisannya, maka huruf ㅇ masih berfungsi. Artinya huruf ㅇ tidak dihilangkan. Kecuali jika huruf vokal digabungkan dengan huruf konsonan maka huruf ㅇ dihilangkan.
Contoh :
우유 dibaca ‘uyu’ artinya ‘susu’
Selanjutnya didalam huruf Korea, terdapat 4 pola dasar penggabungan vokal dan konsonan yang harus Anda pahami.
Pertama adalah jika Konsonan bergabung dengan Vokal vertikal, maka berpola susun kesamping.
Contoh :
다리미 dibaca ‘tarimi’ artinya ‘setrika’
Kedua jika Konsonan bergabung dengan Vokal horizontal maka berpola susun kebawah.
Contoh :
포도 dibaca ‘phodo’ artinya ‘anggur’
Ketiga jika Konsonan bergabung dengan Vokal vertikal dan ada Konsonan akhir (bachim), maka ditulis seperti berikut :
Contoh :
신발 dibaca ‘sinbal’ artinya ‘sepatu’
Keempat jika Konsonan bergabung dengan Vokal horizontal maka berpola susun tindih seperti contoh berikut :
Contoh :
공장 dibaca ‘kongjang’ artinya ‘pabrik’
Bacaan Doa Supaya Cepat Dapat Jodoh ala YUDA
My Logo :
Kita sebagai Makhluk hidup sudah diciptakan secara berpasang pasangan antara pria dg wanita dan sebagai seorang manusia yang normal pastinya menginkan suatu saat untuk melakukan suatu pernikahan. Seperti firman Allah yang berbunyi :
” Diantara tanda2 kebesaran dan kekuasaan Alloh adlh dia menciptakan dari sejenismu pasangan – pasangan agar km masing-masing memperoleh ketentraman dari pasangan-nya dan dijadikan-nya diantara kamu mawaddah dan rahmah. Sesungguhnya yg demikian itu benar – benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yg berfikir ” ( Al-qur’an surat Ar-Rum ayat 30:21)””.
Tetapi yang jadi masalah adalah siapakah Jodoh yang akan diberikan oleh Alloh untuk kita dan sering banyak jg kasus yg susah dlm mencari dan menemukan suatu jodohnya, yang parahnya lagi mereka sampai berputus asa dan tidak percaya diri lagi dlm mencari jodoh mereka karena sudah terlalu cukup tua. Melihat hal ini kami berminat untuk menulis beberapa Doa Cepat Mendapatkan Jodoh yg bisa anda amalkan di rumah sebagai media ikhtiar anda karena jodoh jg diberikan oleh Allah sehingga kita jg harus meminta kpd Allah.
Doa Supaya Dapat Jodoh ini dilakukan atau di amalkan setelah melakukan sholat wajib dan di kombinasikan dg Surat Al-Fatihah dan dzikir umum sebelum membaca doa cepat dapat jodoh tersebut. Adapun bacaan doa yg bisa anda amalkan berbunyi :
Bacaan Doa Bagi Pria Mencari Jodoh
” “Robbi Hablii Milladunka Zaujatan Thoyyibah..Akhtubuha Wa Atazawwaj Biha Watakuna Shoohibatan Lii Fiddiini Waddunyaa Wal Aakhiroh”
Yang mempunyai Arti : ” Ya Robb, beriikanlah kpdku istrii yg terbaik dari sisimu, istri yg ku lamar dan nikahi dan istri yg menjadi sahabatku dlm urusan agamaa, duniaa dan akhirat”..
Bacaan Doa Bagi Wanita Mencari Jodoh
” Robbi Hablii Milladunka..Zaujan Thoyyiban Wayakuuna Shoohiban Lii Fiddiini Waddunyaa Wal Aakhiroh”
Yang artinya : ” Ya robb, berikanlah kpd ku suamii yg terbaik darii sisi mu, suami yg jg menjadi sahabatku dlm urusan agamaa, urusan duniaa dan akhirat”…
Bacaan Doa Supaya Dapat Jodoh
Doa Supaya Cepat Dapat Jodoh lainnya yang dapat anda amalkan yg berbunyi : ” Rabbana hablana min azwaajina, wa dzurriyyatina qurrata a’yuniw, waj’alna lil muttaqiena immaa”.
Yang artinya : ” Ya tuhan kamii, Anugerahkanlah kpd kami jodoh kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami imam bagii orang2 yg bertaqwa (QS 25:74) “..
Dan ” Robbi Laa Tadzarni Fardan Wa Anta Khoirul Waaritsin” Artinya : ” Ya alloh janganlah engkau tinggalkan aku seorang diri dan engkau sebaik2nya dzat yg mewarisi”..
Mungkin cukup sekian penjelasan dari kami terkait Doa Agar Cepat Diberi Jodoh yg sudah kami jelaskan dan berikan doa – doa nya diatas. Perlu kami sampaikan kpd anda untuk mendapatkan jodoh kita juga harus berusaha mencari sendiri atau beriktiar untuk menemukan sendiri sosok perempuan pujaan kita yg benar – benar mencintai dan bisa merawat kita menjadi lebih baik lagi.
By : This Link
Monday, October 17, 2016
HIRUP (PUISI SUNDA)
Sing ati ati tur tarapti
nincak ulah ngan saukur lengkah
bari komo jeung dudupak rurumpak
bisi manggih beling nu pastina bakal nyagak
Hirup jeung kahirupan
lir ibarat lengkah jeung tujuan
lengkah merenah nu ku dilampah
tinangku barokah tujuan
nu ku urang baris kahontal
Panggoda dunya tong dijadikeun alasan
pikeun ngalengkah salah
lantaran bala tangtuna bakal karasa
Kamajuan dunya
kudu dibarengan ku motekar akal
jeung lengkah nu basajan
lengkah merenah kahirupa barokah
much more, visit : here
nincak ulah ngan saukur lengkah
bari komo jeung dudupak rurumpak
bisi manggih beling nu pastina bakal nyagak
Hirup jeung kahirupan
lir ibarat lengkah jeung tujuan
lengkah merenah nu ku dilampah
tinangku barokah tujuan
nu ku urang baris kahontal
Panggoda dunya tong dijadikeun alasan
pikeun ngalengkah salah
lantaran bala tangtuna bakal karasa
Kamajuan dunya
kudu dibarengan ku motekar akal
jeung lengkah nu basajan
lengkah merenah kahirupa barokah
much more, visit : here
Saturday, October 15, 2016
Berbagai Hal Tentang Kurikulum ala YUDA
My Logo :
Pengertian dan Fungsi Kurikulum
Menurut Y. Gallen Saylor dan N. Alexander kurikulum adalah segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruangan kelas, di halaman sekolah atau diluar sekolah. Pendapat B. Ragan tentang kurikulum adalah semua pengalaman anak di bawah tanggung jawab sekolah. Kemudian Soedijarto mengemukakan bahwa kurikulum adalah segala pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan dan diorganisasikan untuk ditaatioleh para siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan.
Demikian pula pendapat S. Nasution dalam bukunya Azas-azas Kurikulum bahwa kurikulum adalah usaha-usaha perbaikan dalam bidang pendidikan dan adminitrasi pendidikan.
Kurikulum menurut pengertian modern adalah segala pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh para siswa untuk mencapai tujuan dan merupakan keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar, baik berlangsung dikelas, dihalaman, maupun diluar sekolah, semua pengalam anak didik tersebut dibawah tanggung jawab sekolah.
Pengertian kurikulum modern sebenarnya telah tergambar bahwa segala kegiatan yang akan dikerjakan siswa dan guru, metode yang digunakan serta penunjang lainnya semua bertujuan agar tujuan pendidikan tercapai. Dalam pengertian ini, maka kurikulum adalah segala kegiatan dan pengalam belajar yang direncanakan / dirancang, diprogramkan, dan diselenggarakan oleh lembaga sekolah bagi anak didiknya dengan maksud untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Kurikulum akan sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan, kebutuhan anak dan tuntutan masyarakat.
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan. Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, atau disebut juga Rentjana Pembelajaran 1947. Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis yakni dari orientasi pendidikan Belanda kekepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok: daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, serta garis-garis besar pengajaran. Rencana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran. Diutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani. Pada kurikulum ini lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.
2. RENCANA PELAJARAN TERURAI 1952
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana PelajaranTerurai 1952. Adapun ciri dalam kurikulum ini adalah setiap pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari- hari. Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa,karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
3. KURIKULUM 1968
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis, mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran, kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum ini hanya memuat pokok-pokok mata pelajaran saja. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan.
4. KURIKULUM 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. Latar belakang kurikulum ini adalah pengaruh konsep di bidang manejemen. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah ‘satuan pelajaran’, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus(TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik karena guru dibuat sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
5. KURIKULUM 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut Kurikulum 1975 yangdisempurnakan. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu,mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Learning (SAL). Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara nasional. Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah.
6. KURIKULUM 1994 dan SUPLEMEN KURIKULUM 1999
Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Mudjito menjelaskan bahwa Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses.
Perpaduan tujuan dan proses pada kurikulum ini belum berhasil. Kritik bertebaran,lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing. Kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil, Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat. Ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut:
§ Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem catur wulan.
§ Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat(berorientasi kepada materi pelajaran/isi).
§ Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulumuntuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehinggadaerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan denganlingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
§ Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yangmelibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.
§ Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasankonsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
§ Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yangsulit dan dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.
§ Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman.
Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content oriented), di antaranya sebagai berikut:
§ Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/ substansi setiap mata pelajaran.
§ Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait denganaplikasi kehidupan sehari-hari.
§ Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya menyesuaikan kurikulumdengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhanmasyarakat.
§ Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat antaratujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkunganserta sarana pendukungnya.
§ Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
§ Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan brbagai aspek terkait, seperti tujuanmateri pembelajaran, evaluasi dan sarana-prasarana termasuk buku pelajaran.
§ Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam mengimplementasikannya dantetap dapat menggunakan buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di sekolah.
7. KURIKULUM 2004
Kurikulum 2004 dikenal juga dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apakah yang harus dicapai siswa. Sayangnya, kerancuanmuncul bila dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolahmaupun nasional masih berupa soal pilihan ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa besar pemahaman dan kompetensi siswa.Meski baru diujicobakan, tapi di sejumlah sekolah kota-kota di Pulau Jawa, dan kota besar di luar Pulau Jawa telah menerapkan KBK. Hasilnya tak memuaskan. Guru-guru pun tidak benar-benar paham apa sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum.
8. KTSP 2006
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004.Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal inidisebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkanoleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, sepertisilabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawahkoordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.
1. Belajar beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Belajar untuk memahami dan menghayati.
3. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif.
4. Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain.
5. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Selain itu, Kurikulum disusun dengan fungsi antara lain :
1. Fungsi kurikulum bagi siswa
Ialah untuk pengembangan individu. Pengembangan individu ini bertujuan dan berusaha merealisasikan potensi-potensi yang ada pada anak secara optimal. Artinya, setiap anak mempunyai potensi/kemampuan. Kemampuan itu dapat dikembangkan bila cara dan sasarannya tepat dan sesuai dengan keinginan anak.
2. Fungsi kurikulum bagi guru
Ialah sebagai pedoman kerja dalam menyuun dan mengorganisasikan pelajaran. Tanpa kurikulum guru tidak akan dapat bekerja dengan terarah. Karena dalam kurikulum telah dimuat tujuan umum, jenis-jenis program, tema pokok bahasan, bagaimana cara menyelenggara proses belajar mengajar serta sarana yang digunkan, begitu juga dengan penggunaan metode, media dan penuntun. Selain itu, fungsi kurikulum bagi guru ialah sebagai pedoman bagi guru dalam mengadakan evaluasi serta sebagai alat ukur untuk mencapai pengajaran pendidikan yang baik.
3. Fungsi kurikulum bagi sekolah
Ialah sebagai pedoman dalam :
a. Mengadakan fungsi supervisi yaitu memperbaiki situasi belajar
b. Melaksanakan fungsi supervisi dlam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak kea rah yang lebih baik
c. Melaksanakan supervisi dalam memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki situasi belajar
d. Untuk pengembangan kurikulum lebih lanjut
e. Mengadakan evaluasi kemajuan belajar mengajar
4. Fungsi kurikulum bagi orangtua siswa
Yaitu untuk membantu usaaha sekolah dalam memajukan anak-anak mereka. Bantuan orang tua dalam memajukan pendidikan dapat mealalui konsultasi langsung dengan guru tentang masalah yang menyangkut anaknya. Disamping itu bantuan orang tua juga dapat melalui BP3.
Fungsi kurikulum yang terakhir ialah berguna untuk membuat kurikulum tingkat sekolah selanjutnya. Maksudnya dengan mengetahui kurikulum suatu tingkatan tertentu, maka untuk tingkat selanjutnya tidak perlu bersusah payah karena sudah ada gambaran sebelumnya.
1. Tujuan
Komponen tujuan berkaitan dengan arah atau sasaran yang ingin dicapai dalam penyelenggaraan. Setiap perencana kurikulum perlu menetapkan arah pendidikan yang harus dituju. Tujuan yang terdapat dalam kurikulum sekolah terbagi atas :
a. Tujuan yang Dicapai sekolah secara Keseluruhan
Selaku lembaga pendidikan, setiap sekolah mempunyai sejumlah tujuan yang ingin dicapai. Tujuan-tujuan tersebut bias digambarkan dalam bentuk pengetahuan, siakp, dan keterampilan. Tujuan dari sekolah tersebut dinakan tujuan institusional atau tujuan lembaga, misalnya tujuan pendidikan dasar, menengah dan seterusnya.
b. Tujuan yang Dicapai dalam Setiap Bidang Studi
Tujuan setiap bidang studi ada yang disebut dengan tujuan kurikuler dan ada pula yang disebut tujuan pembelajaran, maksudnya penjabaran dari tujuan kurikuler.
2. Materi
Komponen materi/pengalaman belajar menyangkut pertanyaan apa yang akan dipelajari agar peserta didik memperoleh pengalaman belajar seperti yang diharapkan dalam tujuan yang telah digariskan. Materi yang akan diajarkan/dipelajari peserta didik adalah mencakup pengetahuan, keterampilan, proses dan nilai.
3. Organisasi dan strategi
Komponen ini berkaitan dengan penyusunan materi pelajaran yang akan dipelajari oleh peserta didik. Materi dan pengalaman bealjar perlu diorganisasikan dengan baik agar terbentuk program belajar yang terdiri dari unit-unit kegiatan belajar. Organisasi materi dan pengalaman belajar memiliki dua dimensi yaitu dimensi horizontal dan vertical.
4. Sarana
Komponen sarana dalam hal ini meliputi :
a. Sarana personal, yang terdiri dari guru, konselor, tata usaha dan kepala inspeksi
b. Sarana material, yang terdiri dari bahan instruksional, teks book, alat atau media, serta sumber bahan ajar. Sarana fisik terdiri dari gedung sekolah, kantor, laboraturium, lapangan, halaman sekolah dan sebagainya
c. Sarana kepemimpinan, yang memberikan dukungan dan pengamanan pelaksanaan, serta member bimbingan, pembinaan, dan penyempurnaan program pendidikan
d. Sara administratif, misalnya pedoman umum bidang pengajaran, pedoman penyusunan satuan pelajaran, pedoman praktek keguruan, pedoman bimbingan siswa, dan pedoman adminitrasi dan supervise
5. Evaluasi
Komponen evaluasi ini menyangkut pengumpulan informasi tentang apakah materi dan pengalaman belajar yang sudag direncanakan dan telah dilaksanakan benar-benar dapat mencapai tujuan yang telah digariskan atau tidak. Komponen ini akan memberikan petunjuk tentang keberhasilan atau kegagalan proses pengajaran dalam mencapai tujuan yang direncanakan. Karena itu, komponen ini memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum. Tanpa evaluasi kita tidak dapat melihat umpan balik dengan baik.
Kelima komponen kurikulum diatas saling berhubungan dan mempengaruhi dalam pengembangan kurikulum. Kelimanya harus direncanakan sedemikian rupa agar perencana kurikulum berlangsung dengan abik dan pelaksanaannya diharapkan akan efektif.
Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. (Bab IX, Ps.37). Pengebangan kurikulum berlandaskan faktor-faktor sebagai berikut:
Tujuan filsafat dan pendidikan nasional yang dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan institusional yang pada gilirannya menjadi landasan dalam merumuskan tujuan kurikulum suatu satuan pendidikan.
Sosial budaya dan agama yang berlaku dalam masyarakat kita.
Perkembangan peserta didik, yang menunjuk pada karekteristik perkembangan peserta didik.
Keadaan lingkungan, yang dalam arti luas meliputi lingkungan manusiawi (interpersonal), lingkungan kebudayaan termasuk iptek (kultural), dan lingkungan hidup (bioekologi), serta lingkungan alam (geoekologis).
Kebutuhan pembangunan, yang mencakup kebutuhan pembangunan di bidang ekonomi, kesejahteraan rakyat, hukum, hankam, dan sebagainya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang sesuai dengan sistem nilai dan kemanusiawian serta budaya bangsa.
Keenam faktor tersebut saling kait-mengait antara satu dengan yang lainnya.
Filsafat dan tujuan pendidikan
Filsafat pendidikan mengandung nilai-nilai atau cita-cita masyarakat. Berdasarkan cita-cita tersebut terdapat landasan, mau dibawa kemana pendidikan anak. Dengan kata lain, filsafat pendidikan merupakan pandangan hidup masyarakat. Filsafat pendidikan menjadi landasan untuk merancang tujuan pendidikan, prinsip-prinsip pembelajaran, serta perangkat pengalaman belajar yang bersifat mendidik. Filsafat pendidikan dipengeruhi oleh dua hal pokok, yakni (1). Cita-cita masyarakat, dan (2). Kebutuhan peserta didik yang hidup di masyarakat.
Nilai-nilai filsafat pendidikan harus dilaksanakan dalam perilaku sehari-hari. Hal ini menunjukkan pentingnya filsafat pendidikan sebagai landasan dalam rangka pengembangan kurikulum.
Filsafat pendidikan sebagai sumber tujuan. Filsafat pendidikan mengandung nilai-nilai atau perbuatan seseorang atau masyarakat. Dalam filsafat pendidikan terkandung cita-cita tentang model manusia yang diharapakan sesuai dengan nilai-nilai yang disetujui oleh individu dan masyarakat. Karena itu, filsafat pendidikan harus dirumuskan berdasarkan kriteria yang bersifat umum dan obyektif. Hopkin dalam bukunya Interaction The democratic Process, mengemukakan kriteria antara lain:
1) Kejelasan, filsafat/keyakinan harus jelas dan tidak boleh meragukan.
2) Konsisten dengan kenyataan, berdasarkan penyelidikan yang akurat.
3) Konsisten dengan pengalaman, yang sesuai dengan kehidupan individu.
Sosial budaya dan agama yang berlaku di masyarakat
Keadaan sosial budaya dan agama tidaklah terlepas dari kehidupan kita. Keadaan sosial budayalah yang sangat berpengaruh pada diri manusia, khususnya sebagai peserta didik. Sikap atau tingkah laku seseorang sebagian besar dipengaruhi oleh interaksi sosial yang membuat sseeorang untuk bertingkah laku yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan masyarakat sekitar. Agama yang membatasi tingkah laku kita juga sangat besar pengaruhnya dalam membuat suatu kurikulum.
Perkembangan Peserta didik yang menunjuk pada karateristik perkembangannya
Setiap peserta didik pasti mempunyai karateristik yang berbeda. Dengan keadaan peserta didik yang memiliki perbedaan dalam hal kemampuan beradaptasi atau dalan hal perkembangan, tentunya juga ikut ambil bagian dalam melandasi terwujudnya kurikulum yang sesuai dengan harapan. Kurikulum akan dibuat sedemikian rupa untuk mengimbangi perkembangan peserta didiknya.
Kedaaan lingkungan
Dalam arti yang luas, lingkungan merupakan suatu sistem yang disebut ekosistem, yang meliputi keseluruhan faktor lingkungan, yang tertuju pada peningkatan mutu kehidupan di atas bumi ini. Faktor-faktor dalam ekosistem itu, meliputi:
1) Lingkungan manusiawi/interpersonal
2) Lingkungan sosial budaya/kultural
3) Lingkungan biologis, yang meliputi flora dan fauna
4) Lingkungan geografis, seperti bumi, air, dan sebagainya.
Masing-masing faktor lingkungan memiliki sumber daya yang dapat digunakan sebagai modal atau kekuatan yang mempengaruhi pembangunan. Lingkungan manusiawi merupakan sumber daya menusia (SDM), baik dalam jumlah maupun dalam mutunya. Lingkungan sosial budaya merupakan sumber daya alam (SDA). Jadi ada tiga sumber daya alam (SDA). Jadi ada tiga sumber daya yang terkait erat dengan pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Kebutuhan Pembangunan
Tujuan pokok pembangunan adalah untuk menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mewujudkan kesejahteraan lahir batin yang lebih selaras, adil dan merata. Keberhasilan pembangunan ditandai oleh terciptanya suatu masyarakat yang maju, mandiri dan sejahtera.
Untuk mencapai tujuan pembangunan tersebut, maka dilaksanakan proses pembangunan yang titik beratnya terletak pada pembangunan ekonomi yang seiring dan didukung oleh pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas, serta upaya-upaya pembangunan di sektor lainnya. Hal ini menunjuk pada kebutuhan pembangunan sesuai dengan sektor-sektor yang perlu dibangun itu sendiri, yang bidang-bidang industri, pertanian, tenaga kerja, perdagangan, transportasi, pertambangan, kehutanan, usaha nasional, pariwisata, pos dan telekomunikasi, koperasi, pembangunan daerah, kelautan, kedirgantaraan, keuangan, transmigrasi, energi dan lingkungan hidup (GBHN, 1993).
Gambaran tentang proses dan tujuan pembangunan tersebut di atas sekaligus menggambarkan kebutuhan pembangunan secara kesuluruhan. Hal mana memberikan implikasi tertentu terhadap pendidikan di perguruan tinggi. Dengan kata lain, penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi harus disesuaikandan diarahkan pada upaya –upaya dan kebutuhan pembangunan, yang mencakup pembangunan ekonomi dan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Penyelenggaraan pendidikan diarahkan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan keilmuan dan keahlian, yang bersifat mendukung ketercapaian cita-cita nasional, yakni suatu masyarakat yang maju, mandiri, dan sejahtera.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi
Pembangunan didukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam rangka mempercepat terwujudnya ketangguhan dan keunggulan bangsa. Dukungan iptek terhadap pembangunan dimaksudkan untuk memacu pembangunan menuju terwujudnya masyarakat mandiri, maju dan sejahtera. Untuk mencapai tujuan dan kemampuan-kemampuan tersebut, maka ada tiga hal yang dijadikan sebagai dasar, yakni:
1) Pembangunan iptek harus berada dalam keseimbangan yang dinamis dan efektif dengan pembinaan sumber daya manusia, pengembangan sarana dan prasarana iptek, pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta rekayasa dan produksi barang dan jasa.
2) Pembangunan iptek tertuju pada peningkatan kualitas, yakni untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kehidupan bangsa.
3) Pembangunan iptek harus selaras (relevan) dengan nilai-nilai agama, nilai luhur budaya bangsa, kondisi sosial budaya, dan lingkungan hidup.
4) Pembangunan iptek harus berpijak pada upaya peningkatan produktivitas, efisiensi dan efektivitas penelitian dan pengembangan yang lebih tinggi.
5) Pembangunan iptek berdasarkan pada asas pemanfaatannya yang dapat memberikan pemecahan masalah konkret dalam pembangunan.
Penguasaan, pemanfaatan, dan pengembangan ilmupengetahuan dan tekhnologi dilaksanakan oleh berbagai pihak, yakni:
1) Pemerintah, yang mengembangkan dan memanfaatkan iptek untuk menunjang pembangunan dalam segala bidang.
2) Masyarakat, yang memanfaatkan iptek itu untuk pengembangan masyarakat dan mengembangkannya secara swadaya.
3) Akademisis terutama di lingkungan perguruan tinggi, mengembangkan iptek untuk disumbangkan kepada pembangunan.
4) Pengusaha, untuk kepentingan meningkatan produktivitas.
Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu: (1) filosofis ; (2) psikologis; (3) sosial-budaya; dan (4) ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas keempat landasan tersebut.
Landasan Filosofis
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum. Sama halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti : perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada aliran – aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan. Dengan merujuk kepada pemikiran Ella Yulaelawati (2003), di bawah ini diuraikan tentang isi dari-dari masing-masing aliran filsafat, kaitannya dengan pengembangan kurikulum.
Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut, kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu.
Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahamu kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan bagaimana saya hidup di dunia? Apa pengalaman itu?
Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.
Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada rekonstruksivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Disamping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme, rekonstuktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis , memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu? Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar dan proses.
Aliran filsafat Perenialisme, Essensialisme, eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum Subjek-Akademis. Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam Pengembangan Model Kurikulum Interaksional.
Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri. Oleh karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderung dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan mengakomodasikan berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Meskipun demikian saat ini, pada beberapa negara dan khususnya di Indonesia, tampaknya mulai terjadi pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan lebih menitikberatkan pada filsafat rekonstruktivisme.
Berdasarkan luas lingkup yang menjadi objek kajiannya, filsafat dapat dibagi dalam dua cabang besar, yaitu: 1) Filsafat Umum atau Fisafat Murni, dan 2) Filsafat Khusus atau Filsafat Terapan.
Cabang Filsafat Umum terdiri atas:
1) Metafisika, membahas hakikat kenyataan atau realitas yang meliputi (1) metafisika umum atau ontologi, dan (2) metafisika khusus yang meliputi kosmologi (hakikat alam semesta), teologi (hakikat ketuhanan) dan antrofologi filsafat (hakikat manusia).
2) Epistemologi dan logika, membahas hakikat pengetahuan (sumber pengetahuan, metode mencari pengetahuan, kesahihan pengetahuan, dan batas-batas pengetahuan); dan hakikat penalaran (induktif dan deduktif).A
3) Aksiologi, membahas hakikat nilai dengan cabang-cabangnya etika (hakikat kebaikan), dan estetika (hakikat keindahan).
Cabang-cabang filsafat khusus atau filsafat terapan, pembagiannya didasarkan pada kekhususan objeknya antara lain: filsafat hukum, filsafat sejarah, filsafat ilmu, filsafat religi, filsafat moral, filsafat ilmu, dan filsafat pendidikan.
Manfaat Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan pada dasarnya adalah penerapan dari pemikiran-pemikiran filsafat untuk memecahkan permasalahan pendidikan. Dengan demikian filsafat memiliki manfaat dan memberikan kontribusi yang besar terutama dalam memberikan kajian sistematis berkenaan dengan kepentingan pendidikan. Nasution (1982) mengidentifikasi beberapa manfaat filsafat pendidikan, yaitu:
1) Filsafat pendidikan dapat menentukan arah akan dibawa ke mana anak-anak melalui pendidikan di sekolah? Sekolah ialah suatu lembaga yang didirikan untuk mendidik anak-anak ke arah yang dicita-citakan oleh masyarakat, bangsa, dan negara.
2) Dengan adanya tujuan pendidikan yang diwarnai oleh filsafat yang dianut, kita mendapat gambaran yang jelas tentang hasil yang harus dicapai. Manusia yang bagaimanakah yang harus diwujudkan melalui usaha-usaha pendidikan itu?
3) Filsafat dan tujuan pendidikan memberi kesatuan yang bulat kepada segala usaha pendidikan.
4) Tujuan pendidikan memungkinkan si pendidik menilai usahanya, hingga manakah tujuan itu tercapai.
5) Tujuan pendidikan memberikan motivasi atau dorongan bagi kegiatan-kegiatan pendidikan.
Filsafat dan Tujuan Pendidikan
Pandangan-pandangan filsafat sangat dibutuhkan dalam pendidikan, terutama dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan. Filsafat akan menentukan arah ke mana peserta didik akan dibawa. Untuk itu harus ada kejelasan tentang pandangan hidup manusia atau tentang hidup dan eksistensinya. Filsafat atau pandangan hidup yang dianut oleh suatu bangsa atau kelompok masyarakat tertentu atau bahkan yang dianut oleh perorangan akan sangat mempengaruhi tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Sedangkan tujuan pendidikan sendiri pada dasarnya merupakan rumusan yang komprehensif mengenai apa yang seharusnya dicapai.
Tujuan pendidikan memuat pernyataan-pernyataan mengenai berbagai kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik selaras dengan sistem nilai dan falsafah yang dianutnya. Dengan demikian, sistem nilai atau filsafat yang dianut oleh suatu komunitas akan memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan rumusan tujuan pendidikan yang dihasilkannya. Dengan kata lain, filsafat suatu negara tidak bisa dipungkiri akan mempengaruhi tujuan pendidikan di negara tersebut. Oleh karena itu, tujuan pendidikan di suatu negara akan berbeda dengan tujuan pendidikan di negara lainnya, sebagai implikasi dari adanya perbedaan filsafat yang dianutnya.
Landasan Psikologis
Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan bahwa minimal terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu (1) psikologi perkembangan dan (2) psikologi belajar. Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum. Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum.
Masih berkenaan dengan landasan psikologis, Ella Yulaelawati memaparkan teori-teori psikologis yang mendasari Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dengan mengutip pemikiran Spencer, Ella Yulaelawati mengemukakan pengertian kompetensi bahwa kompetensi merupakan ”karakteristik mendasar dari seseorang yang merupakan hubungan kausal dengan referensi kriteria yang efektif dan atau penampilan yang terbaik dalam pekerjaan pada suatu situasi”.
Selanjutnya, dikemukakan pula tentang 5 tipe kompetensi, yaitu:
Motif; sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berfikir secara konsisten atau keinginan untuk melakukan suatu aksi.
Bawaan; yaitu karakteristik fisisk yang merespons secara konsisten berbagai situasi atau informasi.
Konsep diri; yaitu tingkah laku, nilai atau image seseorang.
Pengetahuan; yaitu informasi khusus yang dimiliki seseorang;
Keterampilan; yaitu kemampuan melakukan tugas secara fisik maupun mental.
Kelima kompetensi tersebut mempunyai implikasi praktis terhadap perencanaan sumber daya manusia atau pendidikan. Keterampilan dan pengetahuan cenderung lebih tampak pada permukaan ciri-ciri seseorang, sedangkan konsep diri, bawaan dan motif lebih tersembunyi dan lebih mendalam serta merupakan pusat kepribadian seseorang. Kompetensi permukaan (pengetahuan dan keterampilan) lebih mudah dikembangkan Pelatihan merupakan hal tepat untuk menjamin kemampuan ini. Sebaliknya, kompetensi bawaan dan motif jauh lebih sulit untuk dikenali dan dikembangkan.
Psikologi Belajar dan Pengembangan Kurikulum Psikologi belajar merupakan suatu studi tentang bagaimana individu belajar. Pembahasan tentang psikologi belajar erat kaitannya dengan teori belajar. Pemahaman tentang teori-teori belajar berdasarkan pendekatan psikologis adalah upaya mengenali kondisi objektif terhadap individu anak yang sedang mengalami proses belajar dalam rangka pertumbuhan dan perkembangan menuju kedewasaannya. Pemahaman yang luas dan komprehensif tentang berbagai teori belajar akan memberikan kontribusi yang sangat berharga bagi para pengembang kurikulum baik di tingkat makro maupun tingkat mikro untuk merumuskan model kurikulum yang diharapkan. Pendekatan terhadap belajar berdasarkan satu teori tertentu merupakan asumsi yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaannya berkaitan dengan aspek-aspek dan akibat yang kungkin ditimbulkannya.
Landasan Sosial-Budaya
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita maklumi bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun kelingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat.
Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan.
Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia – manusia yang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat.
Setiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki-sosial budaya tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar anggota masyarkat. Salah satu aspek penting dalam sistem sosial budaya adalah tatanan nilai-nilai yang mengatur cara berkehidupan dan berperilaku para warga masyarakat. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari agama, budaya, politik atau segi-segi kehidupan lainnya.
Sejalan dengan perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang ada dalam masyarakat juga turut berkembang sehingga menuntut setiap warga masyarakat untuk melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap tuntutan perkembangan yang terjadi di sekitar masyarakat.
Israel Scheffer (Nana Syaodih Sukamdinata, 1997) mengemukakan bahwa melalui pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban sekarang dan membuat peradaban masa yang akan datang. Dengan demikian, kurikulum yang dikembangkan sudah seharusnya mempertimbankan, merespons dan berlandaskan pada perkembangan sosial-budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal, nasional maupun global.
Gagasan pemerintah untuk merealisasikan pengembangan kurikulum muatan lokal tersebut yang dimulai pada sekolah dasar, telah diwujudkan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0412/U/1987 Tanggal 11 Juli 1987 tentang Penerapan Muatan Lokal Sekolah Dasar kemudian disusul dengan penjabaran pelaksanaannya dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah No. 173/C/Kep/M/1987 Tanggal 7 Oktober 1987. Dalam sambutannya Mendikbud menyatakan: “Dalam hal ini harus diingat bahwa adanya „muatan lokal‟ dalam kurikulum bukan bertujuan agar anak terjerat dalam lingkungannya semata-mata. Semua anak berhak mendapat kesempatan guna lebih terlibat dalam mobilitas yang melampaui batas lingkungannya sendiri” (Umar Tirtarahardja dan la Sula, 2000:274).
Contoh kurikulum muatan lokal yang saat ini sudah dilaksanakan di sebagian besar sekolah adalah Mata Pelajaran Keterampilan, Kesenian, dan Bahasa Daerah. Tujuan pengembangan kurikulum muatan lokal dapat dilihat dari kepentingan nasional dan kepentingan peserta didik. Dalam hubungannya dengan kepentingan nasional muatan lokal bertujuan:
a. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan yang khas daerah.
b. Mengubah nilai dan sikap masyarakat terhadap lingkungan kearah yang positif.
Jika dilihat dari sudut kepentingan peserta didik pengemangan kurkulum muatan lokal bertujuan:
a. Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap lingkungannya (lingkungan alam, sosial, dan budaya).
b. Mengakrabkan peserta didik dengan lingkungannya sehingga mereka tidak asing dengan lingkungannya.
c. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari untuk memecahkan masalah yang ditemukan di lingkungan sekitarnya (Umar Tirtarahardja dan La Sula, 2000:276
Landasan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi
Ilmu pengetahuan adalah seperangkat pengetahuan yang disusun secara sistematis yang dihasilkan melalui riset atau penelitian. Sedangkan teknologi adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam kehidupan. Ilmu dan teknologi tidak bisa dipisahkan. Sejak abad pertengahan ilmu pengetahuan telah berkembang dengan pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa kini banyak didasari oleh penemuan dan hasil pemikiran para filsuf purba seperti Plato, Socrates, Aristoteles, John Dewey, Archimides, dan lain-lain.
Pada awalnya, ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang dimiliki manusia masih relatif sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai penemuan teori-teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan dipastikan kedepannya akan terus semakin berkembang.
Seiring dengan perkembangan pemikiran manusia, dewasa ini banyak dihasilkan temuan-temuan baru dalam berbagai bidang kehidupan manusia seperti kehidupan sosial, ekonomi, budaya, politik, dan kehidupan lainnya. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) bukan menjadi monopoli suatu bangsa atau kelompok tertentu. Baik secara langsung maupun tidak langsung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut berpengaruh pula terhadap pendidikan. Perkembangan teknologi industri mempunyai hubungan timbal-balik dengan pendidikan. Industri dengan teknologi maju memproduksi berbagai macam alatalat dan bahan yang secara langsung atau tidak langsung dibutuhkan dalam pendidikan dan sekaligus menuntut sumber daya manusia yang handal untuk mengaplikasikannya.
Akal manusia telah mampu menjangkau hal-hal yang sebelumnya merupakan sesuatu yang tidak mungkin. Pada jaman dahulu kala, mungkin orang akan menganggap mustahil kalau manusia bisa menginjakkan kaki di Bulan, tetapi berkat kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada pertengahan abad ke-20, pesawat Apollo berhasil mendarat di Bulan dan Neil Amstrong merupakan orang pertama yang berhasil menginjakkan kaki di Bulan.
Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi dalam dua dasa warsa terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang berlaku pada konteks global dan lokal.
Selain itu, dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat yang berpengetahuan melalui belajar sepanjang hayat dan standar mutu tinggi. Sifat pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan canggih, sehingga diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuan meta-kognisi dan kompetensi untuk berfikir dan belajar bagaimana belajar (learning to learn) dalam mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta menngatasi situasi yang ambigu dan antisipatif terhadap ketidakpastian.
Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum seyogyanya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia.
Kegiatan pendidikan membutuhkan dukungan dari penggunaan alat-alat hasil industri seperti televisi, radio, video, komputer, dan peralatan lainnya. Penggunaan alat-alat yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan, apalagi disaat perkembangan produk teknologi komunikasi yang semakin canggih, menuntut pengetahuan dan keterampilan serta kecakapan yang memadai dari para guru dan pelaksana program pendidikan lainnya. Mengingat pendidikan merupakan upaya menyiapkan siswa menghadapi masa depan dan perubahan masyarakat yang semakin pesat termasuk di dalamnya perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pengembangan kurikulum haruslah berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung berimplikasi terhadap pengembangan kurikulum yang di dalamnya mencakup pengembangan isi/materi pendidikan, penggunaan strategi dan media pembelajaran, serta penggunaan sistem evaluasi. Secara tidak langsung menuntut dunia pendidikan untuk dapat membekali peserta didik agar memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi sebagai pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan untuk memecahkan masalah pendidikan.
Pengertian dan Fungsi Kurikulum
A. Pengertian Kurikulum
Dalam usaha menjamin keberlangsungan pendidikan kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itulah hubungan pengajaran/pendidikan dengan kurikulum tidak dapat dipisahkan. Berikut ini akan dikemukakan beberapa pendapat para ahli tentang definisi kurikulum.Menurut Y. Gallen Saylor dan N. Alexander kurikulum adalah segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruangan kelas, di halaman sekolah atau diluar sekolah. Pendapat B. Ragan tentang kurikulum adalah semua pengalaman anak di bawah tanggung jawab sekolah. Kemudian Soedijarto mengemukakan bahwa kurikulum adalah segala pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan dan diorganisasikan untuk ditaatioleh para siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan.
Demikian pula pendapat S. Nasution dalam bukunya Azas-azas Kurikulum bahwa kurikulum adalah usaha-usaha perbaikan dalam bidang pendidikan dan adminitrasi pendidikan.
Kurikulum menurut pengertian modern adalah segala pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh para siswa untuk mencapai tujuan dan merupakan keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar, baik berlangsung dikelas, dihalaman, maupun diluar sekolah, semua pengalam anak didik tersebut dibawah tanggung jawab sekolah.
Pengertian kurikulum modern sebenarnya telah tergambar bahwa segala kegiatan yang akan dikerjakan siswa dan guru, metode yang digunakan serta penunjang lainnya semua bertujuan agar tujuan pendidikan tercapai. Dalam pengertian ini, maka kurikulum adalah segala kegiatan dan pengalam belajar yang direncanakan / dirancang, diprogramkan, dan diselenggarakan oleh lembaga sekolah bagi anak didiknya dengan maksud untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Kurikulum akan sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan, kebutuhan anak dan tuntutan masyarakat.
B. Latar Belakang Masing-Masing Kurikulum dari Tahun 1947-KTSP
1. RENCANA PELAJARAN 1947Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan. Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, atau disebut juga Rentjana Pembelajaran 1947. Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis yakni dari orientasi pendidikan Belanda kekepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok: daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, serta garis-garis besar pengajaran. Rencana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran. Diutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani. Pada kurikulum ini lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.
2. RENCANA PELAJARAN TERURAI 1952
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana PelajaranTerurai 1952. Adapun ciri dalam kurikulum ini adalah setiap pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari- hari. Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa,karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
3. KURIKULUM 1968
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis, mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran, kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum ini hanya memuat pokok-pokok mata pelajaran saja. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan.
4. KURIKULUM 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. Latar belakang kurikulum ini adalah pengaruh konsep di bidang manejemen. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah ‘satuan pelajaran’, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus(TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik karena guru dibuat sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
5. KURIKULUM 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut Kurikulum 1975 yangdisempurnakan. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu,mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Learning (SAL). Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara nasional. Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah.
6. KURIKULUM 1994 dan SUPLEMEN KURIKULUM 1999
Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Mudjito menjelaskan bahwa Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses.
Perpaduan tujuan dan proses pada kurikulum ini belum berhasil. Kritik bertebaran,lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing. Kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil, Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat. Ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut:
§ Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem catur wulan.
§ Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat(berorientasi kepada materi pelajaran/isi).
§ Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulumuntuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehinggadaerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan denganlingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
§ Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yangmelibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.
§ Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasankonsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
§ Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yangsulit dan dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.
§ Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman.
Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content oriented), di antaranya sebagai berikut:
§ Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/ substansi setiap mata pelajaran.
§ Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait denganaplikasi kehidupan sehari-hari.
§ Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya menyesuaikan kurikulumdengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhanmasyarakat.
§ Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat antaratujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkunganserta sarana pendukungnya.
§ Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
§ Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan brbagai aspek terkait, seperti tujuanmateri pembelajaran, evaluasi dan sarana-prasarana termasuk buku pelajaran.
§ Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam mengimplementasikannya dantetap dapat menggunakan buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di sekolah.
7. KURIKULUM 2004
Kurikulum 2004 dikenal juga dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apakah yang harus dicapai siswa. Sayangnya, kerancuanmuncul bila dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolahmaupun nasional masih berupa soal pilihan ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa besar pemahaman dan kompetensi siswa.Meski baru diujicobakan, tapi di sejumlah sekolah kota-kota di Pulau Jawa, dan kota besar di luar Pulau Jawa telah menerapkan KBK. Hasilnya tak memuaskan. Guru-guru pun tidak benar-benar paham apa sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum.
8. KTSP 2006
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004.Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal inidisebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkanoleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, sepertisilabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawahkoordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.
C. Tujuan dan Fungsi Kurikulum
Kurikulum disusun dengan tujuan antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk :1. Belajar beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Belajar untuk memahami dan menghayati.
3. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif.
4. Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain.
5. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Selain itu, Kurikulum disusun dengan fungsi antara lain :
1. Fungsi kurikulum bagi siswa
Ialah untuk pengembangan individu. Pengembangan individu ini bertujuan dan berusaha merealisasikan potensi-potensi yang ada pada anak secara optimal. Artinya, setiap anak mempunyai potensi/kemampuan. Kemampuan itu dapat dikembangkan bila cara dan sasarannya tepat dan sesuai dengan keinginan anak.
2. Fungsi kurikulum bagi guru
Ialah sebagai pedoman kerja dalam menyuun dan mengorganisasikan pelajaran. Tanpa kurikulum guru tidak akan dapat bekerja dengan terarah. Karena dalam kurikulum telah dimuat tujuan umum, jenis-jenis program, tema pokok bahasan, bagaimana cara menyelenggara proses belajar mengajar serta sarana yang digunkan, begitu juga dengan penggunaan metode, media dan penuntun. Selain itu, fungsi kurikulum bagi guru ialah sebagai pedoman bagi guru dalam mengadakan evaluasi serta sebagai alat ukur untuk mencapai pengajaran pendidikan yang baik.
3. Fungsi kurikulum bagi sekolah
Ialah sebagai pedoman dalam :
a. Mengadakan fungsi supervisi yaitu memperbaiki situasi belajar
b. Melaksanakan fungsi supervisi dlam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak kea rah yang lebih baik
c. Melaksanakan supervisi dalam memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki situasi belajar
d. Untuk pengembangan kurikulum lebih lanjut
e. Mengadakan evaluasi kemajuan belajar mengajar
4. Fungsi kurikulum bagi orangtua siswa
Yaitu untuk membantu usaaha sekolah dalam memajukan anak-anak mereka. Bantuan orang tua dalam memajukan pendidikan dapat mealalui konsultasi langsung dengan guru tentang masalah yang menyangkut anaknya. Disamping itu bantuan orang tua juga dapat melalui BP3.
Fungsi kurikulum yang terakhir ialah berguna untuk membuat kurikulum tingkat sekolah selanjutnya. Maksudnya dengan mengetahui kurikulum suatu tingkatan tertentu, maka untuk tingkat selanjutnya tidak perlu bersusah payah karena sudah ada gambaran sebelumnya.
D. Komponen-komponen Kurikulum
Kurikulum meliputi berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Dan hubungan ini adalah hubungan timbal balik (saling mempengaruhi) guna dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Kurikulum meliputi komponen-komponen sebagai berikut :1. Tujuan
Komponen tujuan berkaitan dengan arah atau sasaran yang ingin dicapai dalam penyelenggaraan. Setiap perencana kurikulum perlu menetapkan arah pendidikan yang harus dituju. Tujuan yang terdapat dalam kurikulum sekolah terbagi atas :
a. Tujuan yang Dicapai sekolah secara Keseluruhan
Selaku lembaga pendidikan, setiap sekolah mempunyai sejumlah tujuan yang ingin dicapai. Tujuan-tujuan tersebut bias digambarkan dalam bentuk pengetahuan, siakp, dan keterampilan. Tujuan dari sekolah tersebut dinakan tujuan institusional atau tujuan lembaga, misalnya tujuan pendidikan dasar, menengah dan seterusnya.
b. Tujuan yang Dicapai dalam Setiap Bidang Studi
Tujuan setiap bidang studi ada yang disebut dengan tujuan kurikuler dan ada pula yang disebut tujuan pembelajaran, maksudnya penjabaran dari tujuan kurikuler.
2. Materi
Komponen materi/pengalaman belajar menyangkut pertanyaan apa yang akan dipelajari agar peserta didik memperoleh pengalaman belajar seperti yang diharapkan dalam tujuan yang telah digariskan. Materi yang akan diajarkan/dipelajari peserta didik adalah mencakup pengetahuan, keterampilan, proses dan nilai.
3. Organisasi dan strategi
Komponen ini berkaitan dengan penyusunan materi pelajaran yang akan dipelajari oleh peserta didik. Materi dan pengalaman bealjar perlu diorganisasikan dengan baik agar terbentuk program belajar yang terdiri dari unit-unit kegiatan belajar. Organisasi materi dan pengalaman belajar memiliki dua dimensi yaitu dimensi horizontal dan vertical.
4. Sarana
Komponen sarana dalam hal ini meliputi :
a. Sarana personal, yang terdiri dari guru, konselor, tata usaha dan kepala inspeksi
b. Sarana material, yang terdiri dari bahan instruksional, teks book, alat atau media, serta sumber bahan ajar. Sarana fisik terdiri dari gedung sekolah, kantor, laboraturium, lapangan, halaman sekolah dan sebagainya
c. Sarana kepemimpinan, yang memberikan dukungan dan pengamanan pelaksanaan, serta member bimbingan, pembinaan, dan penyempurnaan program pendidikan
d. Sara administratif, misalnya pedoman umum bidang pengajaran, pedoman penyusunan satuan pelajaran, pedoman praktek keguruan, pedoman bimbingan siswa, dan pedoman adminitrasi dan supervise
5. Evaluasi
Komponen evaluasi ini menyangkut pengumpulan informasi tentang apakah materi dan pengalaman belajar yang sudag direncanakan dan telah dilaksanakan benar-benar dapat mencapai tujuan yang telah digariskan atau tidak. Komponen ini akan memberikan petunjuk tentang keberhasilan atau kegagalan proses pengajaran dalam mencapai tujuan yang direncanakan. Karena itu, komponen ini memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum. Tanpa evaluasi kita tidak dapat melihat umpan balik dengan baik.
Kelima komponen kurikulum diatas saling berhubungan dan mempengaruhi dalam pengembangan kurikulum. Kelimanya harus direncanakan sedemikian rupa agar perencana kurikulum berlangsung dengan abik dan pelaksanaannya diharapkan akan efektif.
E. Landasan Pengembangan Kurikulum
Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia.Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. (Bab IX, Ps.37). Pengebangan kurikulum berlandaskan faktor-faktor sebagai berikut:
Tujuan filsafat dan pendidikan nasional yang dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan institusional yang pada gilirannya menjadi landasan dalam merumuskan tujuan kurikulum suatu satuan pendidikan.
Sosial budaya dan agama yang berlaku dalam masyarakat kita.
Perkembangan peserta didik, yang menunjuk pada karekteristik perkembangan peserta didik.
Keadaan lingkungan, yang dalam arti luas meliputi lingkungan manusiawi (interpersonal), lingkungan kebudayaan termasuk iptek (kultural), dan lingkungan hidup (bioekologi), serta lingkungan alam (geoekologis).
Kebutuhan pembangunan, yang mencakup kebutuhan pembangunan di bidang ekonomi, kesejahteraan rakyat, hukum, hankam, dan sebagainya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang sesuai dengan sistem nilai dan kemanusiawian serta budaya bangsa.
Keenam faktor tersebut saling kait-mengait antara satu dengan yang lainnya.
Filsafat dan tujuan pendidikan
Filsafat pendidikan mengandung nilai-nilai atau cita-cita masyarakat. Berdasarkan cita-cita tersebut terdapat landasan, mau dibawa kemana pendidikan anak. Dengan kata lain, filsafat pendidikan merupakan pandangan hidup masyarakat. Filsafat pendidikan menjadi landasan untuk merancang tujuan pendidikan, prinsip-prinsip pembelajaran, serta perangkat pengalaman belajar yang bersifat mendidik. Filsafat pendidikan dipengeruhi oleh dua hal pokok, yakni (1). Cita-cita masyarakat, dan (2). Kebutuhan peserta didik yang hidup di masyarakat.
Nilai-nilai filsafat pendidikan harus dilaksanakan dalam perilaku sehari-hari. Hal ini menunjukkan pentingnya filsafat pendidikan sebagai landasan dalam rangka pengembangan kurikulum.
Filsafat pendidikan sebagai sumber tujuan. Filsafat pendidikan mengandung nilai-nilai atau perbuatan seseorang atau masyarakat. Dalam filsafat pendidikan terkandung cita-cita tentang model manusia yang diharapakan sesuai dengan nilai-nilai yang disetujui oleh individu dan masyarakat. Karena itu, filsafat pendidikan harus dirumuskan berdasarkan kriteria yang bersifat umum dan obyektif. Hopkin dalam bukunya Interaction The democratic Process, mengemukakan kriteria antara lain:
1) Kejelasan, filsafat/keyakinan harus jelas dan tidak boleh meragukan.
2) Konsisten dengan kenyataan, berdasarkan penyelidikan yang akurat.
3) Konsisten dengan pengalaman, yang sesuai dengan kehidupan individu.
Sosial budaya dan agama yang berlaku di masyarakat
Keadaan sosial budaya dan agama tidaklah terlepas dari kehidupan kita. Keadaan sosial budayalah yang sangat berpengaruh pada diri manusia, khususnya sebagai peserta didik. Sikap atau tingkah laku seseorang sebagian besar dipengaruhi oleh interaksi sosial yang membuat sseeorang untuk bertingkah laku yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan masyarakat sekitar. Agama yang membatasi tingkah laku kita juga sangat besar pengaruhnya dalam membuat suatu kurikulum.
Perkembangan Peserta didik yang menunjuk pada karateristik perkembangannya
Setiap peserta didik pasti mempunyai karateristik yang berbeda. Dengan keadaan peserta didik yang memiliki perbedaan dalam hal kemampuan beradaptasi atau dalan hal perkembangan, tentunya juga ikut ambil bagian dalam melandasi terwujudnya kurikulum yang sesuai dengan harapan. Kurikulum akan dibuat sedemikian rupa untuk mengimbangi perkembangan peserta didiknya.
Kedaaan lingkungan
Dalam arti yang luas, lingkungan merupakan suatu sistem yang disebut ekosistem, yang meliputi keseluruhan faktor lingkungan, yang tertuju pada peningkatan mutu kehidupan di atas bumi ini. Faktor-faktor dalam ekosistem itu, meliputi:
1) Lingkungan manusiawi/interpersonal
2) Lingkungan sosial budaya/kultural
3) Lingkungan biologis, yang meliputi flora dan fauna
4) Lingkungan geografis, seperti bumi, air, dan sebagainya.
Masing-masing faktor lingkungan memiliki sumber daya yang dapat digunakan sebagai modal atau kekuatan yang mempengaruhi pembangunan. Lingkungan manusiawi merupakan sumber daya menusia (SDM), baik dalam jumlah maupun dalam mutunya. Lingkungan sosial budaya merupakan sumber daya alam (SDA). Jadi ada tiga sumber daya alam (SDA). Jadi ada tiga sumber daya yang terkait erat dengan pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Kebutuhan Pembangunan
Tujuan pokok pembangunan adalah untuk menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mewujudkan kesejahteraan lahir batin yang lebih selaras, adil dan merata. Keberhasilan pembangunan ditandai oleh terciptanya suatu masyarakat yang maju, mandiri dan sejahtera.
Untuk mencapai tujuan pembangunan tersebut, maka dilaksanakan proses pembangunan yang titik beratnya terletak pada pembangunan ekonomi yang seiring dan didukung oleh pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas, serta upaya-upaya pembangunan di sektor lainnya. Hal ini menunjuk pada kebutuhan pembangunan sesuai dengan sektor-sektor yang perlu dibangun itu sendiri, yang bidang-bidang industri, pertanian, tenaga kerja, perdagangan, transportasi, pertambangan, kehutanan, usaha nasional, pariwisata, pos dan telekomunikasi, koperasi, pembangunan daerah, kelautan, kedirgantaraan, keuangan, transmigrasi, energi dan lingkungan hidup (GBHN, 1993).
Gambaran tentang proses dan tujuan pembangunan tersebut di atas sekaligus menggambarkan kebutuhan pembangunan secara kesuluruhan. Hal mana memberikan implikasi tertentu terhadap pendidikan di perguruan tinggi. Dengan kata lain, penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi harus disesuaikandan diarahkan pada upaya –upaya dan kebutuhan pembangunan, yang mencakup pembangunan ekonomi dan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Penyelenggaraan pendidikan diarahkan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan keilmuan dan keahlian, yang bersifat mendukung ketercapaian cita-cita nasional, yakni suatu masyarakat yang maju, mandiri, dan sejahtera.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi
Pembangunan didukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam rangka mempercepat terwujudnya ketangguhan dan keunggulan bangsa. Dukungan iptek terhadap pembangunan dimaksudkan untuk memacu pembangunan menuju terwujudnya masyarakat mandiri, maju dan sejahtera. Untuk mencapai tujuan dan kemampuan-kemampuan tersebut, maka ada tiga hal yang dijadikan sebagai dasar, yakni:
1) Pembangunan iptek harus berada dalam keseimbangan yang dinamis dan efektif dengan pembinaan sumber daya manusia, pengembangan sarana dan prasarana iptek, pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta rekayasa dan produksi barang dan jasa.
2) Pembangunan iptek tertuju pada peningkatan kualitas, yakni untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kehidupan bangsa.
3) Pembangunan iptek harus selaras (relevan) dengan nilai-nilai agama, nilai luhur budaya bangsa, kondisi sosial budaya, dan lingkungan hidup.
4) Pembangunan iptek harus berpijak pada upaya peningkatan produktivitas, efisiensi dan efektivitas penelitian dan pengembangan yang lebih tinggi.
5) Pembangunan iptek berdasarkan pada asas pemanfaatannya yang dapat memberikan pemecahan masalah konkret dalam pembangunan.
Penguasaan, pemanfaatan, dan pengembangan ilmupengetahuan dan tekhnologi dilaksanakan oleh berbagai pihak, yakni:
1) Pemerintah, yang mengembangkan dan memanfaatkan iptek untuk menunjang pembangunan dalam segala bidang.
2) Masyarakat, yang memanfaatkan iptek itu untuk pengembangan masyarakat dan mengembangkannya secara swadaya.
3) Akademisis terutama di lingkungan perguruan tinggi, mengembangkan iptek untuk disumbangkan kepada pembangunan.
4) Pengusaha, untuk kepentingan meningkatan produktivitas.
Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu: (1) filosofis ; (2) psikologis; (3) sosial-budaya; dan (4) ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas keempat landasan tersebut.
Landasan Filosofis
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum. Sama halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti : perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada aliran – aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan. Dengan merujuk kepada pemikiran Ella Yulaelawati (2003), di bawah ini diuraikan tentang isi dari-dari masing-masing aliran filsafat, kaitannya dengan pengembangan kurikulum.
Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut, kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu.
Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahamu kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan bagaimana saya hidup di dunia? Apa pengalaman itu?
Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.
Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada rekonstruksivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Disamping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme, rekonstuktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis , memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu? Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar dan proses.
Aliran filsafat Perenialisme, Essensialisme, eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum Subjek-Akademis. Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam Pengembangan Model Kurikulum Interaksional.
Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri. Oleh karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderung dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan mengakomodasikan berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Meskipun demikian saat ini, pada beberapa negara dan khususnya di Indonesia, tampaknya mulai terjadi pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan lebih menitikberatkan pada filsafat rekonstruktivisme.
Berdasarkan luas lingkup yang menjadi objek kajiannya, filsafat dapat dibagi dalam dua cabang besar, yaitu: 1) Filsafat Umum atau Fisafat Murni, dan 2) Filsafat Khusus atau Filsafat Terapan.
Cabang Filsafat Umum terdiri atas:
1) Metafisika, membahas hakikat kenyataan atau realitas yang meliputi (1) metafisika umum atau ontologi, dan (2) metafisika khusus yang meliputi kosmologi (hakikat alam semesta), teologi (hakikat ketuhanan) dan antrofologi filsafat (hakikat manusia).
2) Epistemologi dan logika, membahas hakikat pengetahuan (sumber pengetahuan, metode mencari pengetahuan, kesahihan pengetahuan, dan batas-batas pengetahuan); dan hakikat penalaran (induktif dan deduktif).A
3) Aksiologi, membahas hakikat nilai dengan cabang-cabangnya etika (hakikat kebaikan), dan estetika (hakikat keindahan).
Cabang-cabang filsafat khusus atau filsafat terapan, pembagiannya didasarkan pada kekhususan objeknya antara lain: filsafat hukum, filsafat sejarah, filsafat ilmu, filsafat religi, filsafat moral, filsafat ilmu, dan filsafat pendidikan.
Manfaat Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan pada dasarnya adalah penerapan dari pemikiran-pemikiran filsafat untuk memecahkan permasalahan pendidikan. Dengan demikian filsafat memiliki manfaat dan memberikan kontribusi yang besar terutama dalam memberikan kajian sistematis berkenaan dengan kepentingan pendidikan. Nasution (1982) mengidentifikasi beberapa manfaat filsafat pendidikan, yaitu:
1) Filsafat pendidikan dapat menentukan arah akan dibawa ke mana anak-anak melalui pendidikan di sekolah? Sekolah ialah suatu lembaga yang didirikan untuk mendidik anak-anak ke arah yang dicita-citakan oleh masyarakat, bangsa, dan negara.
2) Dengan adanya tujuan pendidikan yang diwarnai oleh filsafat yang dianut, kita mendapat gambaran yang jelas tentang hasil yang harus dicapai. Manusia yang bagaimanakah yang harus diwujudkan melalui usaha-usaha pendidikan itu?
3) Filsafat dan tujuan pendidikan memberi kesatuan yang bulat kepada segala usaha pendidikan.
4) Tujuan pendidikan memungkinkan si pendidik menilai usahanya, hingga manakah tujuan itu tercapai.
5) Tujuan pendidikan memberikan motivasi atau dorongan bagi kegiatan-kegiatan pendidikan.
Filsafat dan Tujuan Pendidikan
Pandangan-pandangan filsafat sangat dibutuhkan dalam pendidikan, terutama dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan. Filsafat akan menentukan arah ke mana peserta didik akan dibawa. Untuk itu harus ada kejelasan tentang pandangan hidup manusia atau tentang hidup dan eksistensinya. Filsafat atau pandangan hidup yang dianut oleh suatu bangsa atau kelompok masyarakat tertentu atau bahkan yang dianut oleh perorangan akan sangat mempengaruhi tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Sedangkan tujuan pendidikan sendiri pada dasarnya merupakan rumusan yang komprehensif mengenai apa yang seharusnya dicapai.
Tujuan pendidikan memuat pernyataan-pernyataan mengenai berbagai kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik selaras dengan sistem nilai dan falsafah yang dianutnya. Dengan demikian, sistem nilai atau filsafat yang dianut oleh suatu komunitas akan memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan rumusan tujuan pendidikan yang dihasilkannya. Dengan kata lain, filsafat suatu negara tidak bisa dipungkiri akan mempengaruhi tujuan pendidikan di negara tersebut. Oleh karena itu, tujuan pendidikan di suatu negara akan berbeda dengan tujuan pendidikan di negara lainnya, sebagai implikasi dari adanya perbedaan filsafat yang dianutnya.
Landasan Psikologis
Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan bahwa minimal terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu (1) psikologi perkembangan dan (2) psikologi belajar. Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum. Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum.
Masih berkenaan dengan landasan psikologis, Ella Yulaelawati memaparkan teori-teori psikologis yang mendasari Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dengan mengutip pemikiran Spencer, Ella Yulaelawati mengemukakan pengertian kompetensi bahwa kompetensi merupakan ”karakteristik mendasar dari seseorang yang merupakan hubungan kausal dengan referensi kriteria yang efektif dan atau penampilan yang terbaik dalam pekerjaan pada suatu situasi”.
Selanjutnya, dikemukakan pula tentang 5 tipe kompetensi, yaitu:
Motif; sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berfikir secara konsisten atau keinginan untuk melakukan suatu aksi.
Bawaan; yaitu karakteristik fisisk yang merespons secara konsisten berbagai situasi atau informasi.
Konsep diri; yaitu tingkah laku, nilai atau image seseorang.
Pengetahuan; yaitu informasi khusus yang dimiliki seseorang;
Keterampilan; yaitu kemampuan melakukan tugas secara fisik maupun mental.
Kelima kompetensi tersebut mempunyai implikasi praktis terhadap perencanaan sumber daya manusia atau pendidikan. Keterampilan dan pengetahuan cenderung lebih tampak pada permukaan ciri-ciri seseorang, sedangkan konsep diri, bawaan dan motif lebih tersembunyi dan lebih mendalam serta merupakan pusat kepribadian seseorang. Kompetensi permukaan (pengetahuan dan keterampilan) lebih mudah dikembangkan Pelatihan merupakan hal tepat untuk menjamin kemampuan ini. Sebaliknya, kompetensi bawaan dan motif jauh lebih sulit untuk dikenali dan dikembangkan.
Psikologi Belajar dan Pengembangan Kurikulum Psikologi belajar merupakan suatu studi tentang bagaimana individu belajar. Pembahasan tentang psikologi belajar erat kaitannya dengan teori belajar. Pemahaman tentang teori-teori belajar berdasarkan pendekatan psikologis adalah upaya mengenali kondisi objektif terhadap individu anak yang sedang mengalami proses belajar dalam rangka pertumbuhan dan perkembangan menuju kedewasaannya. Pemahaman yang luas dan komprehensif tentang berbagai teori belajar akan memberikan kontribusi yang sangat berharga bagi para pengembang kurikulum baik di tingkat makro maupun tingkat mikro untuk merumuskan model kurikulum yang diharapkan. Pendekatan terhadap belajar berdasarkan satu teori tertentu merupakan asumsi yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaannya berkaitan dengan aspek-aspek dan akibat yang kungkin ditimbulkannya.
Landasan Sosial-Budaya
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita maklumi bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun kelingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat.
Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan.
Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia – manusia yang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat.
Setiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki-sosial budaya tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar anggota masyarkat. Salah satu aspek penting dalam sistem sosial budaya adalah tatanan nilai-nilai yang mengatur cara berkehidupan dan berperilaku para warga masyarakat. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari agama, budaya, politik atau segi-segi kehidupan lainnya.
Sejalan dengan perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang ada dalam masyarakat juga turut berkembang sehingga menuntut setiap warga masyarakat untuk melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap tuntutan perkembangan yang terjadi di sekitar masyarakat.
Israel Scheffer (Nana Syaodih Sukamdinata, 1997) mengemukakan bahwa melalui pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban sekarang dan membuat peradaban masa yang akan datang. Dengan demikian, kurikulum yang dikembangkan sudah seharusnya mempertimbankan, merespons dan berlandaskan pada perkembangan sosial-budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal, nasional maupun global.
Gagasan pemerintah untuk merealisasikan pengembangan kurikulum muatan lokal tersebut yang dimulai pada sekolah dasar, telah diwujudkan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0412/U/1987 Tanggal 11 Juli 1987 tentang Penerapan Muatan Lokal Sekolah Dasar kemudian disusul dengan penjabaran pelaksanaannya dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah No. 173/C/Kep/M/1987 Tanggal 7 Oktober 1987. Dalam sambutannya Mendikbud menyatakan: “Dalam hal ini harus diingat bahwa adanya „muatan lokal‟ dalam kurikulum bukan bertujuan agar anak terjerat dalam lingkungannya semata-mata. Semua anak berhak mendapat kesempatan guna lebih terlibat dalam mobilitas yang melampaui batas lingkungannya sendiri” (Umar Tirtarahardja dan la Sula, 2000:274).
Contoh kurikulum muatan lokal yang saat ini sudah dilaksanakan di sebagian besar sekolah adalah Mata Pelajaran Keterampilan, Kesenian, dan Bahasa Daerah. Tujuan pengembangan kurikulum muatan lokal dapat dilihat dari kepentingan nasional dan kepentingan peserta didik. Dalam hubungannya dengan kepentingan nasional muatan lokal bertujuan:
a. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan yang khas daerah.
b. Mengubah nilai dan sikap masyarakat terhadap lingkungan kearah yang positif.
Jika dilihat dari sudut kepentingan peserta didik pengemangan kurkulum muatan lokal bertujuan:
a. Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap lingkungannya (lingkungan alam, sosial, dan budaya).
b. Mengakrabkan peserta didik dengan lingkungannya sehingga mereka tidak asing dengan lingkungannya.
c. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari untuk memecahkan masalah yang ditemukan di lingkungan sekitarnya (Umar Tirtarahardja dan La Sula, 2000:276
Landasan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi
Ilmu pengetahuan adalah seperangkat pengetahuan yang disusun secara sistematis yang dihasilkan melalui riset atau penelitian. Sedangkan teknologi adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam kehidupan. Ilmu dan teknologi tidak bisa dipisahkan. Sejak abad pertengahan ilmu pengetahuan telah berkembang dengan pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa kini banyak didasari oleh penemuan dan hasil pemikiran para filsuf purba seperti Plato, Socrates, Aristoteles, John Dewey, Archimides, dan lain-lain.
Pada awalnya, ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang dimiliki manusia masih relatif sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai penemuan teori-teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan dipastikan kedepannya akan terus semakin berkembang.
Seiring dengan perkembangan pemikiran manusia, dewasa ini banyak dihasilkan temuan-temuan baru dalam berbagai bidang kehidupan manusia seperti kehidupan sosial, ekonomi, budaya, politik, dan kehidupan lainnya. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) bukan menjadi monopoli suatu bangsa atau kelompok tertentu. Baik secara langsung maupun tidak langsung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut berpengaruh pula terhadap pendidikan. Perkembangan teknologi industri mempunyai hubungan timbal-balik dengan pendidikan. Industri dengan teknologi maju memproduksi berbagai macam alatalat dan bahan yang secara langsung atau tidak langsung dibutuhkan dalam pendidikan dan sekaligus menuntut sumber daya manusia yang handal untuk mengaplikasikannya.
Akal manusia telah mampu menjangkau hal-hal yang sebelumnya merupakan sesuatu yang tidak mungkin. Pada jaman dahulu kala, mungkin orang akan menganggap mustahil kalau manusia bisa menginjakkan kaki di Bulan, tetapi berkat kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada pertengahan abad ke-20, pesawat Apollo berhasil mendarat di Bulan dan Neil Amstrong merupakan orang pertama yang berhasil menginjakkan kaki di Bulan.
Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi dalam dua dasa warsa terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang berlaku pada konteks global dan lokal.
Selain itu, dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat yang berpengetahuan melalui belajar sepanjang hayat dan standar mutu tinggi. Sifat pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan canggih, sehingga diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuan meta-kognisi dan kompetensi untuk berfikir dan belajar bagaimana belajar (learning to learn) dalam mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta menngatasi situasi yang ambigu dan antisipatif terhadap ketidakpastian.
Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum seyogyanya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia.
Kegiatan pendidikan membutuhkan dukungan dari penggunaan alat-alat hasil industri seperti televisi, radio, video, komputer, dan peralatan lainnya. Penggunaan alat-alat yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan, apalagi disaat perkembangan produk teknologi komunikasi yang semakin canggih, menuntut pengetahuan dan keterampilan serta kecakapan yang memadai dari para guru dan pelaksana program pendidikan lainnya. Mengingat pendidikan merupakan upaya menyiapkan siswa menghadapi masa depan dan perubahan masyarakat yang semakin pesat termasuk di dalamnya perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pengembangan kurikulum haruslah berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung berimplikasi terhadap pengembangan kurikulum yang di dalamnya mencakup pengembangan isi/materi pendidikan, penggunaan strategi dan media pembelajaran, serta penggunaan sistem evaluasi. Secara tidak langsung menuntut dunia pendidikan untuk dapat membekali peserta didik agar memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi sebagai pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan untuk memecahkan masalah pendidikan.
Cara Mematikan HP Android Orang Lain Dari Jarak Jauh ala YUDA
My Logo :
Android merupakan salah satu sistem operasi perangkat mobile yang tidak pernah membosankan walaupun digunakan terus menerus. Ya, hal tersebut tidak dipungkiri lagi karena OS yang satu ini memiliki dukungan aplikasi dan game yang sangat kompleks.
Selain itu Google selaku pengembang juga telah menyediakan sebuah market khusus untuk para pengguna Android agar lebih mudah mendapatkan aplikasi ataupun game yang diinginkan. Apalagi kalau bukan Play Store. Hampir setiap hari muncul aplikasi dan game Android terbaru di Play Store yang siap didownload oleh semua pengguna Android di seluruh dunia.
Aplikasi-aplikasi tersebut sangat bervariasi. Ada yang bersifat bermanfaat, dan ada juga yang hanya bersifat iseng-iseng belaka. Pada kesempatan kali ini YUDA akan berbagi sedikit informasi mengenai cara iseng mematikan HP Android orang lain dari jarak jauh.
Android merupakan salah satu sistem operasi perangkat mobile yang tidak pernah membosankan walaupun digunakan terus menerus. Ya, hal tersebut tidak dipungkiri lagi karena OS yang satu ini memiliki dukungan aplikasi dan game yang sangat kompleks.
Selain itu Google selaku pengembang juga telah menyediakan sebuah market khusus untuk para pengguna Android agar lebih mudah mendapatkan aplikasi ataupun game yang diinginkan. Apalagi kalau bukan Play Store. Hampir setiap hari muncul aplikasi dan game Android terbaru di Play Store yang siap didownload oleh semua pengguna Android di seluruh dunia.
Aplikasi-aplikasi tersebut sangat bervariasi. Ada yang bersifat bermanfaat, dan ada juga yang hanya bersifat iseng-iseng belaka. Pada kesempatan kali ini YUDA akan berbagi sedikit informasi mengenai cara iseng mematikan HP Android orang lain dari jarak jauh.
Dengan cara tersebut, anda bisa menjahili teman dengan cara diam-diam mematikan HP miliknya, sehingga teman anda merasa bingung dan mengira bahwa smartphone Android telah rusak. Penasaran bagaimana caranya? Tak usah berbasa-basi lagi, langsung saja simak baik-baik ulasan dari YUDA berikut ini.
- Pertama-tama pastikan bahwa HP Android anda sudah dalam keadaan root. Jika belum, silahkan lakukan root terlebih dahulu
- Setelah itu download sebuah aplikasi bernama Remote Power Off. Ukuran aplikasi tersebut sangat kecil, hanya 300 kb saja. Anda bisa mendownloadnya via link: https://jalantikus.com/apps/remote-turn-off/?download
- Setelah selesai download, langsung install aplikasi tersebut ke dalam HP Android anda
- Lanjut buka aplikasi Remote Power Off, dan anda akan menemukan menu Enter Current Code, Enter New Code, dan Retype New Code
- Isi Enter Current Code dengan kata “null” (tanpa tanda “)
- Isikan dua kolom yang tersisa dengan kode yang anda inginkan. Misal “1234” (tanpa tanda “)
- Nah, langkah terakhir anda hanya perlu mengirimkan SMS dengan isi 1234 ke nomor HP teman anda yang sudah terpasang aplikasi Remote Power Off. Maka secara otomatis HP tersebut akan mati setelah menerima SMS
Subscribe to:
Posts (Atom)